Selasa, 01 Juli 2014

FUNGSI DAN TUJUAN MENULIS



FUNGSI DAN TUJUAN MENULIS


A.       Fungsi dan Tujuan Menulis.
Sebelum membahas fungsi dan tujuan menulis maka akan dibahas terlebih dahulu hakikat menulis sebagai berikut.

a. Hakikat Menulis
            Menulis pada dasarnya merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Menulis  dalam catur tunggal menempati urutan keempat, berdasarkan proses pembelajaran menulis itu sendiri. Sedangkan pada pengaplikasiannya menulis, merupakan hal yang penting, menyampaikan informasi dan menyimpan informasi.
Menulis adalah suatu bentuk berfikir, tetapi justru berfikir bagi pembaca tertentu atau waktu tertentu. Dalam menulis, dibutuhkan suatu penguasaan prinsip-prinsip menulis yang akan dapat mempengaruhi tercapainya maksud dan tujuan. Tujuan dan maksud itu adalah penemuan, susunan, dan gaya dalam penulisan.
            Menulis merupakan hasil dari proses negosiasi dan transaksi[1]. Bila ditelaah dari makna negosiasi itu sendiri ialah penjanjian. Maksudnya ialah seseorang apabila ingin menuangkan sebuah ide dalam tulisannya, maka orang yang akan menulis tersebut akan memikirkan kata-kata atau lambang yang tepat dalam penulisannya, dan penentuan inilah yang disebut dengan negosiasi. Sedangkan untuk transaksi sendiri berarti suatu pertukaran dan pengiriman ide, dan pertukaran ide dalam menulis itu sendiri didapatkan dari proses membaca. Dari proses membaca itu sendiri, kita dapat mengambil manfaat. Atau dalam artian pentransferan ide ke otak kemudian dituangkan dalam tulisan.
            b. Fungsi Menulis
            Pada pinsipnya fungsi utama dari sebuah tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau presepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita menemui sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah dan kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual.[2]
           
c. Tujuan Menulis
      Tujuan penulisan yang dikemukakan oleh Hugo Harting ditulis oleh Tarigan (2008: 25-26)  adalah:
1.      Assignment purpose ( tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswi yang diberi tugas merangkumkan buku, sekertaris ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat ).
2.      Altruistic purpose (tujuan altruistik).
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.
3.      Persuasive purpose ( tujuan persuasif).
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diuntarkan.
4.      Informational purpose ( tujuan informasional, tujuan penerapan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan penerangan/ penerangan kepada para pembaca.
5.      Self-ekspressive purpose (tujuan penyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca
6.      Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan ini bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7.      Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ini ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca. ( Hipple, 1973: 309-311).

Menurut Syafi’ie (1988: 51-52), tujuan menulis dapat di klarifikasikan sebagai berikut:
1.      Mengubah keyakinan pembaca;
2.      Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca;
3.      Merangsang proses berpikir pembaca;
4.      Menyenangkan atau menghibur pembaca;
5.      Memberi tahu pembaca;
6.      Memotivasi pembaca.[3]
B. Manfaat dan Nilai Menulis
a.       Manfaat menulis
Menurut Akhadiah, Sabarti, dan Maidar. G (1988: 2) manfaat menulis ada delapan diantaranya:
1.      Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang topik yang dipilihnya. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan di bawah sadar.
2.      Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan serta menbandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan kalau kita tidak menulis.
3.      Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis memperluas wawasan baik serta teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
4.      Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengugkapkan secara tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang pemula masih samar menjadi lebih jelas.
5.      Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara objektif.
6.      Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisanya secara tersurat dengan konteks yang lebih konkret.
7.      Dengan menulis kita akif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar penyedap informasi.
8.      Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib.
Manfaat menulis menurut Horiston dalam Darmadi (1996: 3-4), yaitu :
1.      Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemuka sesuatu, dalam artian dapat mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita.
2.      Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru.
3.      Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan bebagai konsep atau ide yang kita miliki.
4.      Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang.
5.      Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan beberapa masalah sekaligus.
6.      Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk menjadi aktif dan tidak hanya menjadi menerima informasi.

b.      Nilai dalam Menulis

Enam jenis nilai dalam menulis menurut Gie (2002: 19) yaitu:
1.      Nilai kecerdasan.
2.      Nilai kependidikan.
3.      Nilai kejiwaan.
4.      Nilai kemasyarakatan.
5.      Nilai keuangan.
6.      Nilai kefilsafatan.






Sedangkan menurut Nurudin ( 2010: 27-33) nilai menulis ada tujuh yaitu:
1. Nilai Kecerdasan
            Menurut seorang penulis terkenal dunia Stephen King, pernah mengatakan “kalau engkau ingin menjadi penulis ada dua hal yang harus engkau lakukan; banyak membaca dan banyak menulis. Setahuku, tidak ada jalan selain dari dua hal ini, dan tidak ada jalan pintas.” Apa yang dikatakan Stephen King ini ada benarnya, karena seorang penulis ketika ia menulis pastilah ada pengetahuan yang diketahuinya. Pengetahuan dari seorang penulis tentulah menunjukkan kecerdasannya dalam hal tertentu yang ada pada dirinya. Sehingga tulisan yang dibuat mencerminkan kecerdasan dari penulisnya. Ketika ada yang ingin ditulis, pastilah sudah ada yang dibaca, membaca apa pun itu. Selain itu tolok ukur dari sebuah kecerdasan ialah orang yang memiliki banyak ilmu.
2. Nilai Kependidikan
            Seorang penulis adalah sebenarnya seorang pendidik bagi pembacanya. Tulisan yang ia buat dan dibaca oleh orang lain sama dengan seorang guru yang mewariskan ilmu pengetahuan pada murid-muridnya. Seperti seorang yang awalnya tidak mengetahui efek negatif televisi, setelah membaca buku yang memuat tulisan tentang efek negatif televisi maka menjadi paham setelah membaca tulisan tersebut.
3. Nilai Kejiwaan
            Nilai kejiwaan yang dimaksud adalah nilai kejiwaan yang dirasakan oleh si penulis. Apa yang ingin diungkapkan oleh penulis itulah yang berasal dari dalam diri penulis. Nilai kejiwaan memang tidak gampang untuk diceritakan karena masing-masing penulis berbeda dalam tingkat kepuasan kejiwaannya. Ada yang mendapat manfaat nilai kejiwaan dengan kepuasan batin, kegembiraan, kebanggaan diri, menambah kepercayaan diri dan sebagainya. Selain itu menulis dapat menjadi media menyalurkan beban emosi.
4. Nilai Kemasyarakatan
            Seorang penulis tentulah memiliki jiwa yang sosial. Jiwa sosial yang terdapat pada penulis didapatkan melalui sosialisasi dan pengamatannya di masyarakat. Ada seseorang yang belum mampu untuk mengingatkan tentang ketimpangan sosial tang da di masyarakat secara langsung. Hal ini dilakukan oleh seorang penulis dalam tulisannya. Tulisan yang dibuat oleh penulis merupakan teriakan untuk masyarakat agar merubah pola pikirnya. Sehingga seorang penulis tidak hanya sekedar menulis, tetapi juga masih peduli dengan masalah-masalah yang ada pada masyarakat sekitarnya.
5. Nilai Keuangan
            Nilai keuangan dalam bidang menulis pada dasarnya merujuk pada hal ekonomi. Kerena tujuan yang diambil dalam hal menulis ini adalah untuk mendapatkan sebuah materi berupa uang, dan dapat digunakan dalam bidang bisnis. Contohnya ketika seseorang mengikuti sebuah ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah, apabila seorang tersebut karya tulisnya menang, maka sebuah penemuannya yang telah ditulisnya menjadi karya ilmiah akan dibiayai oleh Diknas. Selain itu banyak seorang penulis yang berpenghasilan besar karena karya yang telah ditulisnya, seperti JK Rowling yang merauk keuntungan besar dengan novelnya Harry Potter.
6. Nilai Kefilsafatan
            Nilai kefilsafatan yang dimaksud adalah bahwa karya kita, meskipun kita sudah tidak ada di dunia ini masih bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya. Tulisan yang dihasilkan juga akan menjadi sumber inspirasi, gerakan dan aktivitas kehidupan sehari-hari. Ini tak lain karena salah satu gagasan besar yang digumuli para ahli pikir sejak dahulu ialah keabadian. Jasad orang arif tidak pernah abadi, tetapi buah karya dan pikirannya selalu hidup terus.
7. Nilai Popularitas
            Ini berarti  bahwa menjadi penulis akan dapat membuat seseorang menjadi orang yang terkenal dimasyarakat luas. Terlebih juga apabila seseorang tersebut memiliki karya tulis yang sering dimuat di media massa. Semakin sering seseorang dalam membuat karya tulis dalam bentuk apapun itu dan sering pula untuk dipublikasikan, maka semakin banyak pula orang yang membaca dan sering mengenal nama dari seorang penulis tersebut.











[1]Ari Kusmiatin, “Konsep Dasar Menulis”, Staff.uny.ac.id, diakses dari staff.uny.ac.id/.../konsep dasar menulis.pdf. pada tanggal 26 Maret 2014 pukul 20.47 WIB.
[2] HG. Tarigan, MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA, Angkasa, Bandung, 2008, hlm. 22-23.
[3] Syafi’ie, I. Retorika dalam Menulis. Depdikbud, Jakarta, 1988, hlm. 51-52

Tidak ada komentar:

Posting Komentar