FUNGSI DAN TUJUAN MENULIS
A.
Fungsi dan Tujuan Menulis.
Sebelum membahas fungsi dan tujuan menulis maka akan dibahas
terlebih dahulu hakikat menulis sebagai berikut.
a.
Hakikat Menulis
Menulis pada dasarnya merupakan
salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Menulis dalam catur tunggal menempati urutan
keempat, berdasarkan proses pembelajaran menulis itu sendiri. Sedangkan pada
pengaplikasiannya menulis, merupakan hal yang penting, menyampaikan informasi
dan menyimpan informasi.
Menulis adalah suatu bentuk berfikir, tetapi justru berfikir bagi
pembaca tertentu atau waktu tertentu. Dalam menulis, dibutuhkan suatu
penguasaan prinsip-prinsip menulis yang akan dapat mempengaruhi tercapainya
maksud dan tujuan. Tujuan dan maksud itu adalah penemuan, susunan, dan gaya
dalam penulisan.
Menulis merupakan hasil dari proses
negosiasi dan transaksi[1].
Bila ditelaah dari makna negosiasi itu sendiri ialah penjanjian. Maksudnya ialah
seseorang apabila ingin menuangkan sebuah ide dalam tulisannya, maka orang yang
akan menulis tersebut akan memikirkan kata-kata atau lambang yang tepat dalam
penulisannya, dan penentuan inilah yang disebut dengan negosiasi. Sedangkan
untuk transaksi sendiri berarti suatu pertukaran dan pengiriman ide, dan
pertukaran ide dalam menulis itu sendiri didapatkan dari proses membaca. Dari
proses membaca itu sendiri, kita dapat mengambil manfaat. Atau dalam artian
pentransferan ide ke otak kemudian dituangkan dalam tulisan.
b. Fungsi Menulis
Pada pinsipnya fungsi utama dari
sebuah tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis
sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berpikir.
Juga dapat menolong kita berpikir kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan
dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau presepsi kita,
memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.
Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang,
kita menemui sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang,
gagasan-gagasan, masalah-masalah dan kejadian-kejadian hanya dalam proses
menulis yang aktual.[2]
c. Tujuan Menulis
Tujuan penulisan
yang dikemukakan oleh Hugo Harting ditulis oleh Tarigan (2008: 25-26) adalah:
1. Assignment
purpose ( tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini
sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena
ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswi yang diberi tugas
merangkumkan buku, sekertaris ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat ).
2. Altruistic
purpose (tujuan altruistik).
Penulis bertujuan untuk
menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong
para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat
hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik
secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya
adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu
tulisan.
3. Persuasive
purpose ( tujuan persuasif).
Tulisan yang bertujuan
meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diuntarkan.
4. Informational
purpose ( tujuan informasional, tujuan penerapan)
Tulisan yang bertujuan
memberi informasi atau keterangan penerangan/ penerangan kepada para pembaca.
5. Self-ekspressive
purpose (tujuan penyataan diri)
Tulisan yang bertujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca
6. Creative
purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat
berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif disini
melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma
artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan ini bertujuan mencapai
nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7. Problem-solving
purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti
ini penulis ini ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin
menjelaskan, menjernihkan pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar
dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca. ( Hipple, 1973: 309-311).
Menurut Syafi’ie (1988:
51-52), tujuan menulis dapat di
klarifikasikan sebagai berikut:
1. Mengubah
keyakinan pembaca;
2. Menanamkan
pemahaman sesuatu terhadap pembaca;
3. Merangsang
proses berpikir pembaca;
4. Menyenangkan
atau menghibur pembaca;
5. Memberi
tahu pembaca;
6. Memotivasi
pembaca.[3]
B. Manfaat dan Nilai
Menulis
a.
Manfaat menulis
Menurut Akhadiah,
Sabarti, dan Maidar. G (1988: 2) manfaat menulis ada
delapan diantaranya:
1. Mengetahui
kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang topik yang
dipilihnya. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali
pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan di bawah sadar.
2. Dengan
mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan
serta menbandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan kalau
kita tidak menulis.
3. Lebih
banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik
yang ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis memperluas wawasan baik serta
teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
4. Menulis
berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengugkapkan secara
tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang pemula masih samar menjadi lebih
jelas.
5. Melalui
tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara objektif.
6. Lebih
mudah memecahkan masalah dengan menganalisanya secara tersurat dengan konteks
yang lebih konkret.
7. Dengan
menulis kita akif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus pemecah
masalah, bukan sekedar penyedap informasi.
8. Kegiatan
menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara
tertib.
Manfaat menulis menurut Horiston dalam Darmadi (1996: 3-4),
yaitu :
1.
Kegiatan menulis adalah sarana untuk
menemuka sesuatu, dalam artian dapat mengangkat ide dan informasi yang ada di
alam bawah sadar pemikiran kita.
2.
Kegiatan menulis dapat memunculkan
ide baru.
3.
Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan
mengorganisasi dan menjernihkan bebagai konsep atau ide yang kita miliki.
4.
Kegiatan menulis dapat melatih sikap
objektif yang ada pada diri seseorang.
5.
Kegiatan menulis dapat membantu diri
kita untuk berlatih memecahkan beberapa masalah sekaligus.
6.
Kegiatan menulis dalam sebuah bidang
ilmu akan memungkinkan kita untuk menjadi aktif dan tidak hanya menjadi
menerima informasi.
b.
Nilai
dalam Menulis
Enam jenis
nilai dalam menulis menurut Gie (2002: 19) yaitu:
1.
Nilai kecerdasan.
2.
Nilai kependidikan.
3.
Nilai kejiwaan.
4.
Nilai kemasyarakatan.
5.
Nilai keuangan.
6.
Nilai kefilsafatan.
Sedangkan
menurut Nurudin ( 2010: 27-33) nilai menulis ada tujuh yaitu:
1. Nilai Kecerdasan
Menurut
seorang penulis terkenal dunia Stephen King, pernah mengatakan “kalau engkau ingin
menjadi penulis ada dua hal yang harus engkau lakukan; banyak membaca dan
banyak menulis. Setahuku, tidak ada jalan selain dari dua hal ini, dan tidak
ada jalan pintas.” Apa yang dikatakan Stephen King ini ada benarnya, karena
seorang penulis ketika ia menulis pastilah ada pengetahuan yang diketahuinya.
Pengetahuan dari seorang penulis tentulah menunjukkan kecerdasannya dalam hal
tertentu yang ada pada dirinya. Sehingga tulisan yang dibuat mencerminkan
kecerdasan dari penulisnya. Ketika ada yang ingin ditulis, pastilah sudah ada
yang dibaca, membaca apa pun itu. Selain itu tolok ukur dari sebuah kecerdasan
ialah orang yang memiliki banyak ilmu.
2. Nilai Kependidikan
Seorang
penulis adalah sebenarnya seorang pendidik bagi pembacanya. Tulisan yang ia
buat dan dibaca oleh orang lain sama dengan seorang guru yang mewariskan ilmu
pengetahuan pada murid-muridnya. Seperti seorang yang awalnya tidak mengetahui
efek negatif televisi, setelah membaca buku yang memuat tulisan tentang efek negatif
televisi maka menjadi paham setelah membaca tulisan tersebut.
3. Nilai Kejiwaan
Nilai
kejiwaan yang dimaksud adalah nilai kejiwaan yang dirasakan oleh si penulis.
Apa yang ingin diungkapkan oleh penulis itulah yang berasal dari dalam diri
penulis. Nilai kejiwaan memang tidak gampang untuk diceritakan karena
masing-masing penulis berbeda dalam tingkat kepuasan kejiwaannya. Ada yang mendapat
manfaat nilai kejiwaan dengan kepuasan batin, kegembiraan, kebanggaan diri,
menambah kepercayaan diri dan sebagainya. Selain itu menulis dapat menjadi
media menyalurkan beban emosi.
4. Nilai Kemasyarakatan
Seorang
penulis tentulah memiliki jiwa yang sosial. Jiwa sosial yang terdapat pada
penulis didapatkan melalui sosialisasi dan pengamatannya di masyarakat. Ada
seseorang yang belum mampu untuk mengingatkan tentang ketimpangan sosial tang
da di masyarakat secara langsung. Hal ini dilakukan oleh seorang penulis dalam
tulisannya. Tulisan yang dibuat oleh penulis merupakan teriakan untuk
masyarakat agar merubah pola pikirnya. Sehingga seorang penulis tidak hanya
sekedar menulis, tetapi juga masih peduli dengan masalah-masalah yang ada pada
masyarakat sekitarnya.
5. Nilai Keuangan
Nilai
keuangan dalam bidang menulis pada dasarnya merujuk pada hal ekonomi. Kerena
tujuan yang diambil dalam hal menulis ini adalah untuk mendapatkan sebuah
materi berupa uang, dan dapat digunakan dalam bidang bisnis. Contohnya ketika
seseorang mengikuti sebuah ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah, apabila seorang
tersebut karya tulisnya menang, maka sebuah penemuannya yang telah ditulisnya
menjadi karya ilmiah akan dibiayai oleh Diknas. Selain itu banyak seorang
penulis yang berpenghasilan besar karena karya yang telah ditulisnya, seperti
JK Rowling yang merauk keuntungan besar dengan novelnya Harry Potter.
6. Nilai Kefilsafatan
Nilai
kefilsafatan yang dimaksud adalah bahwa karya kita, meskipun kita sudah tidak
ada di dunia ini masih bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya. Tulisan yang
dihasilkan juga akan menjadi sumber inspirasi, gerakan dan aktivitas kehidupan
sehari-hari. Ini tak lain karena salah satu gagasan besar yang digumuli para
ahli pikir sejak dahulu ialah keabadian. Jasad orang arif tidak pernah abadi,
tetapi buah karya dan pikirannya selalu hidup terus.
7. Nilai Popularitas
Ini
berarti bahwa menjadi penulis akan dapat
membuat seseorang menjadi orang yang terkenal dimasyarakat luas. Terlebih juga
apabila seseorang tersebut memiliki karya tulis yang sering dimuat di media
massa. Semakin sering seseorang dalam membuat karya tulis dalam bentuk apapun
itu dan sering pula untuk dipublikasikan, maka semakin banyak pula orang yang
membaca dan sering mengenal nama dari seorang penulis tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar